Tetapi, mengingat tak mungkin seseorang menggali dan mengikuti petunjuk al-Qur'an tanpa memahami bahasa Arab maka tak boleh tidak bahasa ini harus dipelajari meski sekedar agar bisa menangkap pesan al-Qur'an secara umum. Imam Ibnu Taimiyah mengatakan, "Bahasa Arab adalah bagian dari entitas agama. Ia wajib dipelajari setiap muslim, sebagaimana mereka wajib mempelajari al-Qur'an dan sunnah. Sebab, seseorang tidak bisa memahami Qur'an dan sunnah jika ia tidak mengerti bahasa Arab. Sesuatu yang menjadi perantaraan untuk melaksanakan kewajiban maka sesuatu itu pun wajib dilaksanakan." Sesedikitpun apa pun pengetahuan, bila dimanfaatkan, seseorang akan mampu memahami pesan al-Qur'an seberapapun pemahaman itu, yang memungkinkannya meraih hidayah.
Itulah sisi lain kemukjizatan al-Qur'an. Ia dimudahkan oleh Allah untuk semua dengan tingkat yang berbeda-beda. "Sesungguhnya telah Kami mjadikan al-Qur'an mudah untuk dipelajari." (Qs Al-Qomar: 17) Dengan demikian, hidayah al-Qur'an dan pemahamannya terhadap maknanya -untuk kemudian memetik manfaat hakiki darinya- bagi setiap orang berbeda-beda, tergantung kemampuan keilmuannya. Muhammad Abduh mengatakan,
"Setiap orang wajib memahami ayat-ayat al-Qur'an sesuai kadar kemampuan masing-masing. Dan, cukuplah bagi kalangan awam memahami ayat ini secara tekstual: "Beruntunglah orang-orang beriman, yaitu orang-orang yang melakukan shalat secara khusyuk." Juga, mereka yang memenuhi ciri-ciri seperti yang digambarkan ayat tersebut pasti akan beruntung dan bahagia di sisi Allah swt.
Muhammad Abduh melanjutkan,
"Setiap orang dapat memetik manfaat al-Qur'an meski sekedar apa yang mendorongnya melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Allah menurunkan al-Qur'an sebagai petunjuk bagi kita. Ia mengetahui segala kelemahan kita. Semoga Allah memudahkan dan merahmati kita, Aamiin.
Wallahu A'lam bish-Shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan pesan, komentar dan masukan Anda sesuai etika & kesopanan yang berlaku